TUGAS
SOSIOLOGI
Rangkuman
BAB 4-6
Disusun oleh :
VERY FIRDHAUS
X.1
Guru mapel
Bu. Rara
Noer Sriwati S. Pd
DAFTAR ISI
BAB IV
SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN
A.
Pengantar......................................................................................................... 1
B.
Sosialisasi.......................................................................................................... 1
C.
Kepribadian...................................................................................................... 1
BAB V PERILAKU
MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL
A.
Pengantar......................................................................................................... 4
B.
Penyimpangan Sosial......................................................................................... 4
C.
Pengendalian Sosial........................................................................................... 9
BAB VI APLIKASI
PENGETAHUAN SOSIOLOGI
A.
Pengantar......................................................................................................... 12
B.
Penerapan Pengetahuan Sosiologi
di Masyarakat............................................... 12
C.
Manfaat Pengetahuan Sosiologi........................................................................ 12
D.
Peran Sosiolog dalam Kehidupan
Masyarakat..................................................... 12
BAB IV
SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN
KEPRIBADIAN
A.
Pengantar
Keluarga merupakan unit
sosial terkecil yang ada dalam masyarakat. Dalam keluarga proses sosialisasi
pertama kali terjadi. Dengan proses sosialisasi menjadi tahu bagaimana ia harus
bertingkah laku di tengah-tengah masyarakat. Proses pembentukan kepribadian
dari pola sosialisasi yang dianut oleh masyarakatnya.
B.
Sosialisasi
1.
Pengertian Sosialisasi
a.
Menurut Soejono
Bahwa sosialisasi adalah proses mengkomunikasikan
kebudayaan kepada masyarakat yang baru.
b.
Menurut Paul B Horton
Bahwa sosialisasi adalah proses dimana seseorang
menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya
sehingga akan membentuk kepribadiannya.
c.
Menurut Kamus Bahasa Indonesia
Bahwa sosialisasi adalah proses belajar seseorang
anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati kebudayaan masyarakat di
lingkungannya.
d.
Menurut Char Lotte Buhler
Bahwa sosialisasi adalah proses yang membentuk
individu-individu belajar dan menyesuaikan diri tengtang cara hidup dan
berfikir kelompoknya agar dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya.
Kesimpulannya sosialisasi adalah proses belajar
seseorang dan bagaimana mereka beradaptasi.
Tujuan dari sosialisasi, antara lain :
1)
Memberi keterampilan dan
pengetahuan yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup
2)
Menambah kemampuan
berkomunikasi
3)
Untuk mengetahui lingkungan
alam dan lingkungan sosial
4)
Untuk mengetahui nilai-nilai,
norma-norma yang ada dalam masyarakat
5)
Untuk mengetahui sosial budaya
suatu masyarakat
Indikasi keberhasilan
proses sosialisasi :
1.
Banyak teman/relasi kerja
2.
Meningkatkan status yang sering
diikuti meningkatkan kepercayaan
3.
Terintergrasi secara kuat
dengat masyarakat
4.
Dapat menyesuaikan dengan
lingkungan
1
Faktor yang mempengaruhi
sosialisasi :
a.
Faktor intrinsik adalah faktor
yang berasal dari dalam diri individu atau sering disebut bawaan atau biologis.
Contoh : postur tubuh antara anak dan orangtua berbeda dan beda golomgan darah.
b.
Faktor ekstrinsik adalah faktor
yang berasal dari luar diri individu. Contoh : lingkungan keluarga dan
lingkungan pendidikan.
Tahapan Sosialisasi
1.
Preparatory Stage (tahap
persiapan)
Adalah ditandai sejak manusia dilahirkan saat seorang
anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya dalam kata lain meniru tidak sempurna. Contoh : saat dimana
seorang anak melakukan mana yang baik dan mana yang tidak baik, cara memanggil
orangtuanya sendiri.
2.
Play Stage (tahap meniru)
Adalah ditandai makin sempurnanya seseorang anak
menirukan peran yang dilakukan oleh orang dewasa. Contoh : anak meniru kelakuan
bapaaknya saat ingin pergi kekantor, seorang anak melihat ibunya masak dan anak
itu menirunya.
3.
Game Stage(tahap siap
bertindak)
Adalah kemampuan menetapkan diri pada posisi orang lain
meningkat. Contoh : anak mulai menyadari untuk membela oraang tuanya.
4.
Generaliad Stage(tahap
penerimaan norma koluktif)
Adalah seseorang dianggap dewasa apabila sudah dapat
menempaatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Contoh : seorang anak
mampu mmemahami peran orangtuanya dan siswa mampu memahami pran gurunya.
C.
Media Sosialisasi
Media sosialisasi
merupakan alat perantaran dalam bersosialisasi. Macam-macam media sosialisasi
antara lain :
1)
Keluarga
2)
Sekolah
3)
Media massa
4)
Lingkungan
5)
Teman sebaya
6)
Motivasi
7)
Lingkungan kerja
D.
Bentuk-bentuk Sosialisasi
1.
Sosialisasi Primer
Yaitu sosialisasi pertama yang dialami individu sewaktu
kecil.
2.
Sosialisasi Sekunder
Yaitu tahapan lanjutan setelah sosialisasi primer.
E.
Kepribadian
1.
Pengertian Kepribadian
Pengertian kepribadian menurut beberapa ahli :
2
a.
Theodore M. Newcomb
Bahwa kepribadian merupakan organisasi sikap yang
dimiliki seseorang sebagai latar belakang dari perilakunya.
b.
Gordon W. Allport
Kepribadian adalah kesatuan organisasi yang dinamis
sifatnya dari system psikhofisis individu yang menentukan kemampuan penyesuaian
diri yang unik sifatnya terhadap lingkungannya.
c.
Morton Prince
Kepribadian adalah jumlah total dari semua disposisi
pembawaan, implus-implus, kecenderungan-kecenderungan, selera, nafsu,
insting-insting individual, disposisi-disposisi, dan tendensi-tendensi yang
diperoleh melalui pengalaman.
2.
Faktor-Faktor dalam
perkembangan Kepribadian
a.
Warisan biologis
b.
Pengalaman kelompok
c.
Lingkungan fisik
d.
Kebudayaan
e.
Pengalaman unik
3.
Tahap-Tahap pembentukan
kepribadian dalam proses sosialisasi terdiri dari beberapa fase :
a.
Fase pertama, yang dimulai
dengan masa anak-anak untuk mengenal diri sendiri dan dibantu oleh orang dewasa
di lingkungan keluarganya.
b.
Fase tersebut berlanjut dengan
fase dimana ego (individu) mulai berkembamng karakternya sesuai dengan tipe
pergaulan yang adda di lingkungan.
4.
Beberapa tipe kebudayaan khusus
atau subculture yang secara nyata dapat mempengaruhi bentuk kepribadian seorang
individu adalah sebagai berikut.
a.
Kebudayaan khusus berdasarkan
factor kedaerahan
b.
Cara hidup dikota dan didesa
yang berbeda
c.
Kebudayaan khusus kelas sosial
d.
Kebudayaan khusus atas dasar
agama
e.
Kebudayaan berdasarkan profesi
3
BAB V
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN
SOSIAL
A.
Pengantar
Perilaku menyimpamg
ataupun antisocial merupakan hasil dari sosialisasi yang tidak sempurna.
Ketidaksempurnaan proses sosialisasi itu disebabkan oleh gagalnya individu atau
kelompok untuk mengidentifikasi diri agar pola perilakunya sesuai dengan kaidah
atau nilai dan norma sosial di masyarakat. Contoh perilaku menyimpang atau
antisocial adalah perampokan, penyalahgunaan narkotika, tawuran antar pelajar,
pencurian dan pembunuhan.
B.
Penyimpangan Sosial
1.
Pengertian Perilaku Menyimpang
dan Antisosial
Perilaku menyimpang dapat
didenifikasikan sebagai suatu perilaku yang diekspresikan oleh seorang atau
beberapa orang anggota kelompok yang secara disadari atau tidak menyesuaikan
diri dengan norma yamg berlaku dan telah diterima oleh sebagian besar anggota
masyarakat.
Berikut ini merupakan pendapat dari beberapa tokoh
mengenai perilaku menyimpang.
a.
Robert M. Z. Lawang
Berpendapat bahwa penyimpangan adalah tindakan yang
menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan
menimbulkan usaha dari pihak berwenang untuk memperbaiki perilaku yang
menyimpang atau abnormal tersebut.
b.
James Vander Zanden
Berpendapat bahwa penyimpangan merupakan perilaku yang
oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan diluar batas
toleransi.
c.
Kartini Kartono
Berpendapat bahwa penyimpangan merupakan tingkah laku
yang menyimpang dari tendensti sentral atau ciri-ciri karakteristik rata-rata
kebanyakan dari rakyat.
Selain perilaku menyimpang , dalam
sosiologi dikenal konsep antisocial. Antisosial terdiri dari dua kata, yaitu :anti berarti
menentang atau memusuhi dan sosial yang berarti berkenaan dengan masyarakat.
Antisocial dapat didenifisikan sebagai suatu sikap yang bertentangan dengan
nilai dan norma sosial dalam masyarakat.
2.
Teori-Teori Penyimpangan Sosial
a.
Teori Differential Association
Oleh Edwin H. Sutherland, bepandapat bahwa penyimpangan
bersumber pada pergaulan yang berbeda. Contoh : proses menghisap ganja dan
perilaku homoseksual.
b.
Teori Labelling
Oleh Edwin M. Lamerd, berpendapat bahwa seseorang yang
telah melakukan
penyimpangan pada tahap primer (pertama) lalu oleh
masyarakat sudah diberikan
4
cap sebagai penyimpang, maka orang tersebut terdorong
untuk melakukan penyimpangan sekunder (tahap lanjut) dengan alasan “kepalang
tanggung”.
c.
Teori Merton
Oleh Robert K. Merton, yaitu perilaku penyimpangan
merupakan bentuk dari adaptasi terhadap situasi tertentu. Merton
mengidentifikasi ada lami cara adaptasi, diantaranya :
1.
Komformitas, yaitu perilaku
mengikuti tujuan dan cara yang ditentukan masyarakatuntuk mencapai tujuan
tersebut atau cara konvensional dan melembaga.
2.
Inovasi, yaitu perilaku
mengikuti tujuan yang ditentukan masyarakat, tetapi memakai cara yang dilarang
oleh masyarakat.
3.
Ritualisme, yaitu perilaku yang
telah meninggalkan tujuan budaya, tetapi masih tetap berpegang pada cara-cara
yang telah digariskan oleh masyarakat.
4.
Retretisn, yaitu perilaku yang
tidak mengikuti tujuan budaya dan tidak mengikuti cara untuk meraih tujuan
budaya.
5.
Rebellion, yaitu penarikan diri
dari tujuan dan cara konvensional yang disertai upaya untuk melembagakan ujuan
dan cara baru.
d.
Teori Fungsi
Menurut Durkheim, keseragaman dalam kesadaran moral
semua anggota masyarakat tidak dimungkinkan tiap individu berbeda satu dengan
yang lain karena dipengaruhi secara berlainan oleh berbagai factor, seperti
factor keturunan, lingkunganfisik, dan lingkungan sosial.
3.
Bentuk –Bentuk Perilaku
Menyimpang
a.
Penyimpangan Primer
Penyimpangan primer adalah
penyimpangan yang bersifat temporer atau sementara dan hanya menguasai sebagian
kecil kehidupan seseorang.
Ciri-ciri penyimpangan primer antara
lain :
1)
bersifat sementara
2)
gaya hidupnya tidak didominasi
oleh perilaku menyimpang
3)
masyarakat masih
mentorerir/menerima.
Contoh :
pegawai yang membolos kerja, banyak minum alcohol pada waktu pesta, dan siswa
yang membolos atau mencontek saat ujian.
b.
Penyimpangan Sekunder
Penyimpangan sekunder adalah
perbuatan yang dilakukan secara khas dengan memperlihatkan perilaku menyimpang.
Cirri-ciri penyimpangan sekunder
antara lain :
1)
Gaya hidupnya didominasi oleh
perilaku menyimpang
2)
Masyarakat tidak bisa
mentorerir perilaku menyimpang tersebut.
Contoh : pembunuhan, perjudian, perampokan dan
pemerkosaan.
5
c.
Penyimpangnan Individu
Penyimpangan individu adalah
perilaku yang dilakukan oleh seorang individu dengan melakukan tindakan yang
menyimpang dalam mnorma yang berlaku. Contoh, pencurian yang dilakukan sendiri.
d.
Penyimpangan Kelompok
Penyimpangan kelompok adalah
penyimpangan yang dilakukan berkelompok dengan melakukan tindakan yang menyimoang
dari norma masyarakat yang berlaku.
Contoh, geng kejahatan atau mafia.
e.
Penyimpangan Situasional
Penyimpangan ini disebabkan oleh
pengaruh bermacam-macam kekuatan situasional/sosial diluar individu dan memaksa
individu tersebut untuk beerbuat menyimpang. Contoh, seorang suami yang dipaksa
mencuri karena melihat anak dan istrinya kelaparan.
f.
Penyimpangan Sistematik
Penyimpangan sistematik adalah suatu
tingkah laku yang disertai organisasi sosial khusus, status formal,
perasaan-perasaan, nilai-nilai, norma-norma, dan moral yang berbeda dengan
situasi umum.
4.
Sifat-Sifat Perilaku Menyimpang
a.
Penyimpangan Positif
Penyimpangan positif adalah
penyimpangan yang mempunyai dampak positif karena mengandung unsure inovatif,
kreatif, dan memperkaya alternatif. Contoh, seorang ibu rumah tangga dengan
terpaksa harus menjadi sepir taksi karena desakan ekonomi.
b.
Penyimpangan Neegatif
Penyimoangan negatif adalah
penyimpangan yang cenderung bertindak kearah nilai-nilai sosial yang dipandang
rebdah dan berakibat buruk. Contoh, pembunuuhan dan pemerkosaan.
5.
Faktor-Faktor Penyebab Perilaku
Menyimpang
a.
Sikap mental yang tidak sehat
Sikap ini ditunjukkan dengan tidak merasa bersalah atau
menyesal atas perbuatannya, bahkan merasa senang. Contoh, profesi pelacur.
b.
Ketidakharmonisan dalam
keluarga
Tidak adanya keharmonisan dalam keluarga dapat terjadi
perilaku menyimpang. Contoh, keluaga remaja yang menggunakan obat-obatan
terlarang karena factor broken home.
c.
Pelampiasan rasa kecewa
Seseorang yang mengalami kekecewaan apabila tidak dapat
mengendalikannya ke hal yang positif, maka akan berusaha mencari pelarian untuk
memuaskan rasa kecewa. Contoh, bunuh diri.
d.
Dorongan kebutuhan ekonomi
Contoh, perbuatan mencuri atau perampokan.
e.
Pengaruh lingkungan atau media
massa
6
Disebabkan karena terpengaruh oleh lingkungan kerjanya
atau teman sepermainnya. Dan peran media massa sangat berpengaruh terhadap penyimpangan
perilaku.
f.
Keinginan untuk dipuji
Bertindak menyimpang karena keinginan untuk mendapat
pujian, seperti banyak uang, selalu berpakaian mahal, perhiasan yang mewah,
atau gaya hidup yamg mewah. Agar keinginannya terwujud, ia rela melakukan
perbuatan menyimpang, seperti korupsi, menjual diri, dan merampok.
g.
Ketidaksanggupan menyerap norma
Diakibatkan karena ia menjalani proses sosialisasi yang
tidak sempurna, sehingga ia tidak sanggup menjalani peranannya sesuai dengan
perilaku yang diharapkan oleh masyarakat.
h.
Adanya ikatan soaial yang
berlain-lainan
Dalam proses ini, individu dapat memmperoleh pola sikap
dan perilaku kelompoknya. Jika kelompok yang digauki memiliki pola perilaku
yang menyimpang, kemungkinan besar individu tersebut akan berperilaku menyimpang.
i.
Proses belajar yang menyimpang
Hal ini terjadi melalui interaksi sosial dengan
orang-orang yang berperilaku menyimpang. Contoh, seorang remaja yang bergaul
dengan remeja pengguna obat-obatan terlarang.
j.
Proses sosialisasi nilai-nilai
subkebudayaan menyimpang
Seseorang memilih nilai subkebudayaan yang menyimpang
adalah suatu kebudayaan yang normanya bertentangan dengan norma budaya yang
dominan. Contoh, kehidupan di lingkungan pelacur atau perjudian.
k.
Kegagalan dalam proses
sosialisasi
Proses sosialisasi bisa dianggap tidak berhasil jika
individu tersebut tidak berhasil mendalami norma-norma masyarakat.
6.
Media Pembentukan Perilaku
Menyimpang
a.
Keluarga
b.
Kelompok bermain
c.
Lingkungan tempat timggal
d.
Media massa
7.
Contoh Perilaku Menyimpang
a.
Tindakan kriminal dan kejahatan
Tindakan kriminal disebabkan adanya
ambisi untuk memperoleh kepuasan material tanpa memperhitungkan kesesuaian
antara keinginan diri dengan kemam[uan yang dimilikinya.
b.
Kenakalan anak (Juvenile
Diliquency)
Perbuatan delinquency adalah semua perbuatan
penyelewengan norma-norma yang menimbulkan keonaran dalam masyarakat yang
dilakukan oleh anak muda. Penyebab kenakalan tersebut antara lain :
·
Lingkungan keluarga yang tidak
harmonis (broken home)
·
Situasi yang menjemukan dan
membosankan
7
·
Lingkungan masyarakat yang
tidak menentu bagi prospek kehidupan masa mendatang
c.
Penyimpangan Seksual
Penyimpangan seksual adalah
aktivitas seksual yang ditempuh seseorang untuk mendapatkan kenikmatan seksual
tidak sewajarnya.
Bentuk-bentuk perilaku penyimpangan seksual antara lain
:
1)
Homoseksual, yaitu perilaku
seksual yang cenderung tertarik pada sesame jenis kelamin. Pria yang melakukan
tindakan ini disebut homosek atau gay, sedangkan lesbian adalah sebutan bagi
wanita yang berrbuat seksaul.
2)
Transeksual, yaitu perilaku
seseorang yang cenderung mengubah karakteristik seksualnya. Contoh, seoarang
pria yang ingin jadi wanita dan sebaliknya.
3)
Sadomasokism. sadisme yaitu
kepuasan seksual yang diperoleh bila mereka melakukan hubungan seksual dengan
menyakiti pasangannya terlebih dahulu sedangkan masokisme merupakan kebaikan
dari sadism yaitu seseorang sengaja membiarkan dirinya disakiti atua disiksa
untuk memperoleh kepuasan seksual.
4)
Ekshibisme, yaitu perilaku
seksual yang memperoleh kepuasan seksual dengan cara memperlihatkan alat
kelaminnya dengan orang lain sesuai kehendaknya.
5)
Voyeurisme, yaitu perilaku
seksual yang memperoleh kepuasan seksual dengan cara mengintip atau melihat
orang lain yang sedang telanjang, mandi, bahkan berhubungan seksual.
6)
Fitishisne, yaitu perilaku
seksual yang disalurkan melalui bermasturbasi dengan BH (breast holder), celana dalam, kaos kaki atau benda lain yang dapat
meningkatkan hasrat atau dorongan seksual.
d.
Alkoholasme
Alcohol sebagai racun protoplasmik
yang mempunyai efek depresan pada system syaraf sehingga orang yang
mengkonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan akan kehilangan kemampuan
untuk mengendalikan diri, baik secara fisik, psiskologi, maupun sosiial.
e.
Penyalahgunaan Narkotika
Penggunaan abat-obatan jenis
narkotika telah diatur dalam peraturan yang bersifat formal. Penggunaan narkotika
dapat dianggap sah apabila digunakan untuk kepentinagn positif, seprti
kepentingan medis(pengobatan) di bawah pengawasan ketat pihak berwenang seperti
dokter.
f.
Hubungan Seksual Sebelum
Menikah
Dalam lingkungan masyarakat yang
bernorma hubungan seksual sebekum nikah tidak dapat dibenarkan khususnya norma
agama, sosial maupun moral. Jenis hubungan seksual seperti ini yaitu,
pelacuran, kumpul kebo, dan pemerkosaan.
g.
Sadisme Terhadap Anak
Penganiayaan terhadap anak semakin
marak terjadi dalam masyarakat. Keluarga yang seharusnya menjadi tempat berlindung
dan mencari kasih sayang, justru
8
menjadi neraka yang menakutkan. Aan
Prayoga mengatakan bahwa di Negara berkembang lebih banyak penganiayaan fisik
dan penelantaran anak, sedangkan di negara maju lebih banyak penganiayaan
seksual dan emosianal.
Bentuk-bentuk penganiayaan emosional
yaitu sebagai berikut :
1)
Rejecting, yaitu orang tua
menunjukkan perilaku menolak anak, anak tidak diharapkan, meninggalkan anak,
memaanggil nama anak dengan sebutan tidak berharga, tidak berbicara pada anak,
dan bahkan mengambinghitamkan anak sebagai penyebab masalah keluarga.
2)
Ignoring, yaitu orang tua tidak
menunjukkan kedekatan dengan anaknya dan tidak menyukai anak-anak atau orang
tua hanya secara fisik saja bersama anaknya.
3)
Terorizing, yaitu orang tua
tidak mengkritik secara tidak proporsional, menghukum, mengolok-olok dan
mengharapkan anak memiliki kemampuan seperti yang diinginkan orang lain.
4)
Iasolating, yaitu orang tua
yang tidak menginginkan anaknya beraktivitas secara proporsional bersama-sama
rekan sebayanya.
5)
Corrupting, yaitu orang tua
mengajarkan yang salah (melanggar norma) pada anaknya.
C.
Pengendalian Sosial
1.
Pengertian Pengendalian Sosial
Menuru Berger, pengendalian sosial adalah cara
yang digunakan untuk menertibkan anggota masyarakat yang membangkang. Menurut Roucek, pengendalain sosial adalah
proses terencana maupun tidak tempat individu diajarkan, dibujuk, ataupun
dipaksa untuk menyesuaikan diri npada kebiasaan dan niali hidup kelompok.
Tujuan pengendalian
sosial adalah :
a.
Agar masyarakat mau mematuhin
norma-norma sosial yang berlaku, baik dengan kesadaran sendiri maupun kartena
paksaan
b.
Agar dapat mewujudkan
keserasian dan ketentraman dalam masyarakat
c.
Bagi norang yang melakukan
penyimpangan diusahakan agar kembali
mematuhi norma-norma yang berlaku.
2.
Jenis-Jenis Pengendalian Sosial
a.
Pengendalian Sosial Formal
1.
Lembaga kepolisian
Lembaga kepolisian merupakan salah satu
lembaga formal yang sejak awal dibentuk dalam rangka mengawasi semua bentuk
penyimpangan terhadap hukum yang berlaku.
2.
Lembaga Kejaksaan
Lembaga kejaksaan merupakan lembaga
formal yang bertugas sebagai penuntun umum, yaitu pihak yang mengajukan
tuntutan terhadap mereka yang melakukan pelanggaran hokum berdasarkan hokum
yang berlaku.
3.
Lembaga Pengadilan
Lembaga pengadilan merupakan lembaga
formal yang bertugas untuk
9
memeriksa kembali hasil penyelidikan dari
kepolisian serta menindaklajuti tuntutan dari kejaksaan terhadap suatu kasus
pelanggaran.
4.
Lembaga Adat
Lembaga adat merupakan pengendalian
sosial yang vital dalam mempengaruhi dan mengatur tata kelakuan warga
masyarakat sehari-hari.
b.
Pengendalian Sosial Nonformal
Pengendalian sosial dapat dilakukan
oleh para pemuka masyarakat yang mempunyai pengaruh ataupun kharisma untuk
mengatur berbagai kegiatan masyarakat. Tokoh-tokoh masyarakat ini merupakan
panutan sekaligus pengendalian yang dipatuhi oleh warga masyarakat yang kain.
3.
Sifat-Sifat Pengendalian Sosial
a.
Pengendalain sosial preventif
Tujuannya untuk mencegah terjadinya
perilaku menyimpang. Contohnya, pemberian nasihat terhadap anak untuk tidak
ngebut dijalan raya supaya tidak terjadi kecelakaan.
b.
Pengendalian sosial represif
Contohnya, seseorang lalai membayar
hutang, kemudian diadukan kepengadilan. Selanjutnya pengadilan menjatuhkan
hukuman supaya ia membayar kembali hutang tersebut disertai dengan dendanya.
c.
Pengendalian sosial gabunagn
Pengendalian sosial gabungan merupakan
gabungan antara pengendalian preventif dan represif. Paduan antara keduanya
ditujukan untuk mencegah terjadinya penyimpangan (preventif) dan memulihkan
semua keadaan jika sudah terjadi penyimpangan (represif) swehingga perilaku
yang menyimpang tidak merugikan pelaku yang bersangkutan ataup orang lain.
d.
Pengendalian sosial persusiatif
Pengendalian sosial persusiatif
dilakukan melalui pendekatan dan sosialisasi masyarakat mematuhi norma-norma
yang ada.
e.
Pengendalian sosial koersif
Pengendalian sosial koersif bersifat
memaksa agar anggota masyarakat berperilaku sesuai dengan norma-norma yang ada dalam
masyarakat.
4.
Cara-Cara Pengendalian Sosial
Untuk melaksanakan
hal tersebut ada beberapa cara pengendalian sosial yang dapat dilakukan, antara
lain sebagai berikut :
a.
Cemohan
b.
Teguran
c.
Pendidikan
d.
Agama
e.
Gossip atau Desah-Desuh
f.
Ostrasisme
g.
Fraundulens
h.
Intimidasi
10
i.
Hukum
5.
Akibat Tidak Berfungsinya
Pengendalian Sosial
Bentuk-bentuk nyata
kejadian dalam masyarakat yang merupakan akibat langsung dan tidak berfungsinya
lembaga-lembaga pengendalian sosial antara lain :
a.
Tidak ada kepastian hokum
b.
Kepentingan masyarakat sulit
untuk dipenuhi
c.
Sering terjadi konflik
d.
Munculnya komersialisasi
jabatan dan kekuasaan
e.
Munculbya sindikat-sindikat
kejahatan yang mempunyai kepentingan khusus.
Upaya mengatasi kekacauan akibat tidak
berfungsinya lembaga pengendalian sosial :
a.
Memperbaiki perangkat-perangkat
hokum
b.
Melakukan revitalisasi aparat
penegak hukum
c.
Melakukan usaha-usaha
pembudayaan tertib sosial yang didalamnya terdapat kepatuhan tehadap norma
kesusilaan,kesopanan,adat,agama dan hukum.
11
BAB
VI
APLIKASI PENGETAHUAN SOSIOLOGI
A. Pengantar
Objek kajian sosiolog adalah masyarakat yang dilihat dari sudut
hubungan antaramanusia dan proses yang timbul dari hubunagan manusia di dalam
masyarakat.
B. Penerapan Pengetahuan Sosiologi di Masyarakat
Sosiologi adalah suatu kajian tentang masyarakat dan hubungannya
dengan lingkungan dimana masyarakat bertempet tinggal. Pengetahuan sosiologi
memberikan manfaat dan dapat diaplikasikan (diterapkan) dalam kehidupan
sehari-hari untuk menunjang keberhasilan seseorang dalam kehidupannya di
masyarakat.
Penerapan pengetahuan sosiologi dalam kehidupan masyarakat antara
lain sebagai berikut.
1.
Penerapan pengetahuan sosiologi
tentang nilai dan norma
Penerapan ini dapat
membantu keberhasilan seseorang dalam kedudukannya sebagai anggota masyarakat
dalam struktur sosial yang menjadi tempat tinggalnya.
2.
Penerapan pengetahuan sosiologi
tentang interaksi dan peran sosial
Penerapan ini dapat
membantu keberhasilan seseorang menjalani peran sosialnya berhubungan dengan
anggota masyarakat lainnya.
3.
Penerapan pengetahuan sosiologi
tentang proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Dapat membentuk
seseorang untuk memahami bagaimana ia harus bersosialisasi dalam masyarakat
agar mempunyai lerpribadian yang baik.
4.
Penerapan pengetahuan sosiologi
tentang perilaku menyimpang dan pengendalian sosial
Pengetahuan
sosiologi tentang munculnya perilaku menyimoang yang dapat mengganggu
keteraturan sosial akan memberikan pengetahuan tentang upaya pengendalian
sosial agar terjadi keteraturan sosial kembali.
5.
Penerapan pengetahuan sosiologi
tentsng status individu dan masyarakat
Individu dan
masyarakat merupakan perangkat yang senantiasa ada di dalam setiap pergaulan
hidup, individu tidak mungkin dapat hidup dengan sempurna tanpa masyarakat.
6.
Penerapan pengetahuan sosiologi
dalam pembangunan
Bahwa pengetahuan
sosiologi dapat diterapkan dan berguna dalam kehidupan sehari-hari.
C. Manfaat Pengetahuan Sosiologi
1.
Menambah pengetahuan tenatang
kebhinekaan sosial
2.
Menumbuhkan kepekaan sosial
3.
Menghindari konflik sosial
4.
Menghindari munculnya dominasi
dalam masyarakat
5.
Meningkatkan integritas
nasional
D. Peran Sosiolog dalam Kehidupan Masyarakat
1.
Sosiolog sebagai ahli riset
2.
Sosiolog sebagai konsultan
kebijakan
12
3.
Sosiolog sebagai teknisi
4.
Sosiolog sebagai guru atau
pendidik
13
0 komentar:
Posting Komentar